Wednesday, August 21, 2013

Sekilas perjalanan spritual mendapatkan Ilmu Kesucian



Temanggung, 15 Agustus 2013

Salam Rahayu...

Sekilas perjalanan spritual saya dalam mendapatkan ilmu kesucian yang di kemudian hari ternyata bermanfaat bagi umat manusia.

Nama : Romo Kusumo
Pekerjaan: Pengasuh Paguyuban Satrio Pinayungan
Alamat : Kupen Pringsurat Temanggung Jawa Tengah Indonesia

Kira-kira di bulan September 1993 saya mulai mengenal ilmu Kesucian yang saya yakini hingga saat ini, ketika itu saya sedang melakukan olah spiritual dengan cara mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia di pemakaman umum yang berjarak kurang lebih 3 km dari rumah. Setiap malam tanpa putus pulang pergi jalan kaki mendoakan arwah tersebut hingga berlangsung selama 3 bulan lamanya. Selama melakukan ritual tersebut saya banyak mendapatkan hidayah, yang paling berkesan di hati waktu itu adalah saya mimpi berada di dalam surga. Karena merasa aneh, tanpa sadar hal itu saya ceritakan kepada teman dan sanak saudara, beberapa percaya..., sebagian lainnya menganggap kalau mimpi saya itu adalah bunga tidur. Bahkan saya sendiripun beranggapan bahwa mimpi yang saya terima itu adalah bunga tidur. Kejadian mimpi saya itu oleh Drs. Suhartono salah satu guru fisika SMU Muhamaddiyah Magelang, diceritakan kepada Bapak Santoso alm., lantas pada suatu hari saya diperkenalkan dengan Bapak Santoso, adalah  orang yang paham dan mumpuni terhadap masalah mimpi, yang di kemudian hari  menjadi pembimbing sepiritual saya. Beliau bertempat tingal di Sambung Magelang Utara berjarak 15 km dari rumah.

Setelah kami bertemu enam mata; saya, Bapak Suhartono dan Bapak Santoso, mulailah kami diskusi masalah mimpi yang pernah saya alami, saya banyak mengutarakan mimpi selama hidup yang katanya beliau mimpi saya bermakna tinggi dan akan bermanfaat bagi pribadi dan umat manusia lainnya di kemudian hari. Hingga pada pertemuan ketiga dengan Bapak Santoso, saya belum juga percaya terhadap masalah mimpi. Suatu saat Bapak Santoso bertanya kepada saya tentang cita-cita saya. Saya jawab ingin menjadi orang yang mumpuni. Beliau menerangkan bahwa kalau ingin mumpuni, perihal ketidak percayaan saya  terhadap mimpipun juga harus dibuktikan. Saya Tanya “Bagaimana caranya?”. Beliau menjawab, “BUKTIKAN ketidak percayaanmu terhadap mimpi itu!”. “Caranya?” jawab saya. “Berdoa minta kepada Tuhanmu mejelang tidur, sebelumnya bersuci dahulu, kemudian memohon kepada Tuhan, dilanjutkan dengan semedi tidur, kalau mendapat mimpi apa saja sampaikan kepada saya!, begitu saran Beliau. Saran Beliau saya jalani dan setiap mendapat mimpi saya laporkan dan dibahas, namun saya lagi-lagi tetap tidak percaya terhadap mimpi. Pada suatu saat Beliau bertanya kepada saya, “Apakah di desamu ada orang sakit?”, saya jawab "Ada..., bahkan sudah berobat ke dokter belum juga kunjung sembuh". “Coba nanti malam kamu doakan orang itu agar mendapat kesembuhan, kalau mendapat mimpi lapor kepada saya, saran belaiu. Sesampai di rumah, saya menyucikan diri dan kemudian berdoa memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan tetangga saya yang sakit itu. Malam itu saya mendapat mimpi, di alam mimpi saya merasa sedang memegangi sayur kol. Mimpi tersebut saya laporkan kepada Bapak Santoso, Beliau menyarankan bahwa tetangga saya yang sakit agar dibelikan kol, bilang kalau ibu saya yang belikan kol agar disayur dan diberikan kepada yang sakit. Setelah makan sayur kol, ajaibnya 3 hari kemudian tetangga saya itu mendapat kesembuhan. Dengan kejadian itupun saya masih belum begitu juga pecaya, saya anggap sembuhnya hanya karena faktor kebetulan. Namun setelah saya mengalami kejadian seperti itu berulang kali melalui petunjuk di alam mimpi dan menjadi kenyataan di dunia nyata.  Berangsur kepercayaan saya terhadap mimpi mulai timbul. Beliau banyak membimbing saya masalah laku prihatin dan spiritual mulai dari pantang garam sebelas hari sebelas malam, sampai seratus hari seratus malam, berendam malam hari dari 3 malam sampai 11 malam di dua sungai yang alirannya bertemu dan banyak lagi laku prihatin yang saya jalani dari saran Beliau hingga kini. 

Untuk mencapai tingkat kelulusan hingga pada taraf mumpuni dalam Ilmu Kesucian ini, ternyata tidaklah mudah. Dalam menempuh ujian kelulusan, saya harus lalui dengan cara olah spritual pada tingkatan tertentu. Misalnya di alam makrifat, saya harus dapat menemukan 3 unsur Kesucian; Utusan Tuhan, Cahaya Tuhan dan Hawa Nafsu, apabila ketiga Unsur Kesucian tersebut sudah saya temukan, maka pada saat itu pula saya dinyatakan lulus. Karena ujian kelulusan melalui cara spritual, maka proses dan hasilnya tidak dimungkinkan adanya unsur rekayasa. 

Sepeninggal Bapak Suhartono bulan November 1996. Sejak saat itu, dalam keseharian saya banyak kedatangan tamu yang membutuhkan pertolongan. Namun karena saya harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup anak istri dan keluarga, saya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Sehingga beberapa tamu yang datang ke rumah tidak dapat terlayani, waktu yang saya sediakan untuk menolong umat lain hanya pada hari minggu saja. Hal ini berjalan selama 7 tahun 6 bulan. Hingga pada suatu saat saya mendapat petunjuk dari Tuhan bahwa saya sudah waktunya untuk berhenti bekerja dan agar mengurusi tanaman yang ada di rumah. Dengan berat hati saya mengajukan permohonan berhenti bekerja pada perusahaan yang memberi nafkah anak istri selama ini. Mengetahui hal tersebut, istri dan anak menangis sedih menyesali kenapa saya mengambil langkah tersebut. Dalam pikiran mereka, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan dicarikan dari mana? Sedikit demi sedikit saya jelaskan kepada keluarga hingga akhirnya mereka sadar tentang tugas lain yang harus saya jalankan sesuai dengan petunjuk Tuhan. Dari hari ke hari tamu yang datang ke rumah untuk minta pertolongan semakin banyak, mulai dari rakyat biasa, akademisi, pengusaha hingga birokrat. Saya memberi pertolongan kepada umat lain tanpa imbalan, karena saya pikir Ilmu yang saya peroleh dari Tuhan tidak membutuhkan biaya, hanya bermodalkan kemauan dan tekad yang kuat . Masalah ekonomi keluarga mulai timbul, karena saya tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Akan tetapi saya tetap berkeyakinan bahwa suatu saat Tuhan akan menolong saya dan keluarga, karena keputusan yang telah saya ambil ini merupakan petunjuk dariNya. Melihat perkembangan kunjungan tamu yang meminta pertolongan ke rumah semakin banyak, maka saya dirikan Paguyuban di temanggung pada  11 Sebtember 2001, Paguyuban saya beri nama Paguyuban Satria Pinayungan. Kegiatan Paguyuban sehari-hari diantaranya adalah belajar Ilmu Kesucian seperti yang pernah saya alami (menolang orang, cinta kasih sesama, bersikap hidup benar dan beretika baik) arisan dan koperasi simpan pinjam. Dalam setiap bulan pertemuan wajib 4 kali; satu kali urusan duniawi dan 3 kali urusan spiritual. Penentuan tempat pertemuan kami lakukan dengan cara bergilir dan bergantian setiap anggota.  Jarak rumah terdekat anggota dari rumah saya adalah 3 hingga 20 km. Pada kenyataannya yang kami alami hampir dua malam sekali kami lakukan ruwatan  lahir dan batin di Paguyuban mengingat banyaknya tamu yang minta pertolongan. 

Demikian sedikit riwayat saya dalam proses mendapatkan Ilmu Kesucian.

Rahayu...

Kami hadir untuk membantu umat manusia melepaskan penderitaan lahir dan batin.

Penyakit medis yang telah berhasil kami tangani: 
1. Kanker
2. Jantung
3. HIV/AIDS
4. Liver
5. Paru-paru
6. Asma
7. Diabetes
8. Stroke
9. Ginjal

Anda telah berobat ke dokter dan herbal ke berbagai daerah namun tidak mendapatkan kesembuhan, jangan kuatir KAMI CARIKAN KESEMBUHAN KEPADA TUHAN, penyakit diciptakan tentu ada obatnya.

Non-medis yang telah berhasil kami carikan solusi:
1. Santet
2. Kesurupan
3. Sulit punya keturunan
4. Pangkat
5. Jabatan
6. Keluarga kurang harmonis
7. Perilaku nakal anak
8. Narkoba
9. Aji pengasih

Jangan segan segera hubungi kami
KONSULTASI DAN PENGOBATAN GRATIS